PERKEMBANGAN
PENDUDUK DI INDONESIA, ILMU TEKNOLOGI, DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Pengantar Lingkungan
dengan judul “Perkembangan Penduduk Indonesia" dengan lancar. Makalah ini
tidak akan selesai tanpa referensi buku dan website pelajar
lainnya.
Saya
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat dimengerti isi dari
makalah ini bagi pembaca. Saya mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca untuk kelayakan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan pada
makalah ini, saya mohon maaf. Atas perhatian pembaca, kami mengucapkan terima
kasih.
Jakarta,
10 November 2017
Ferdian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laju
pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar
dan padat sperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar
yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran.
Sehingga
diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju
pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, juga menghadapi persoalan yang
serupa.
Laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan. Hal ini
tercermin dari hasil sensus penduduk 2010, Indonesia menunjukkan gejala ledakan
penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan
laju pertumbuhan 1,49 persen pertahun, sementara pada tahun 2008 masih tercatat
288,53 juta jiwa.
Laju
pertumbuhan penduduk ini jika tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan mencapai 450 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang tinggi
ini akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan (BKKBN, 2010).
Definisi
dari laju pertumbuhan penduduk itu sendiri adalah Angka yang menunjukan tingkat
pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan
sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat
dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponesial.
Metode yang paling sering digunakan di BPS
adalah metode geometrik.Dan factor imigrasi juga
dapat membuat laju penduduk bertambah pesat. Dengan bertambahnya jumlah
penduduk, berdampak kepada kebutuhan Primer dan pekerjaan, serta kesehatan dan
keadaan financial semakin rendah.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, didapatkan beberapa rumusan
masalah, yaitu:
a. Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia
b. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
c. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan
d. Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan
Hidup
e. Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan
f. Kemiskinan dan Keterbelakangan
1.3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
a.
Mengetahui laju pertumbuhan penduduk
di Indonesia
b.
Mengetahui dampak dari pertambahan
penduduk
c.
Agar mengerti cara untuk mengurangi
pertumbuhan penduduk di Indonesia
d.
Agar mengerti cara mengurangi dampak
dari pertambahan penduduk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Penduduk di Indonesia
A.1 Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Yang
menjadi landasan pertumbuhan atau pertambahan jumlah penduduk Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat kelahiran dan urbanisasi.
Kedua faktor ini yang kemudian menjadi salah satu penyebab tidak seimbangnya
laju pertumbuhan ekonomi dan social.
Ketidakseimbangan
tersebut dapat terjadi apabila angka laju pertumbuhan penduduk pada suatu
wilayah tidak seimbang dengan angka laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada
wilayah tersebut. Selain itu, masih adanya disparitas pembangunan antara daerah
perkotaan dan perdesaan yang juga merupakan salah satu penyebab terjadinya arus
migrasi dari satu wilayah yang lain.
Pertumbuhan
penduduk terbagi atas 2 sebagai berikut:
a. Pertumbuhan Penduduk
Alami
Pertumbuhan
penduduk alami adalah selisih antara jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
b. Pertumbuhan Penduduk Total
Berbeda
dengan pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk total memperhitungkan
migrasi (imigrasi dan emigrasi)
Pertumbuhan
penduduk digolongkan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pertumbuhan
penduduk tinggi jika lebih dari 2%, sedang jika 1% - 2%, dan rendah jika kurang
dari 1%. Hasil sensus penduduk 2010 tercatat 237,6 juta jiwa sebagai
bukti pertumbuhan penduduk Indonesia 5 tahun lebih cepat dari proyeksi BPS.
Karena
proyeksi semula, tahun 2010 baru berjumlah 234,2 juta dan tahun 2015 berkisar
237,8 juta jiwa. Kenyataannya, tahun 2010 penduduk Indonesia sudah mencapai
237,6 juta jiwa.
Demikian
diungkapkan direktur Jaminan dan Pelayanan KB, BKKBN Pusat, Setia Edi dalam
acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta, yang dirilis bkkbn.co.id,
Sabtu (25/9/2010). Ia mengingatkan, jika program KB diabaikan maka pertumbuhan
penduduk Indonesia tak terkendali.
"Pengnedalian
penduduk harus menjadi prioritas. Apalagi kesehatan dan usia harapan hidup
meningkat sehingga tanpa pengendalian rawan terjadi ledakan jumlah penduduk.
Jumlah penduduk 237,6 juta mendekati proyeksi BPS untuk jumlah penduduk tahun
2015 yakni 237,8 juta jiwa. Angka itu sudah tercapai sekarang. Dengan
melencengnya proyeksi itu, jumlah penduduk diperkirakan 264,4 juta tahun
2015," ujar dia.
Pemerintah
mempunyai target baru. Pada 2014 ditargetkan angka fertilitas total (angka
kelahiran/TFR) 2,1 dan pengguna kontrasepsi 65 persen. Saat ini TFR 2,3 dan
pengguna kontrasepsi 61,4 persen. Selain itu ditargetkan empat tahun ke depan
'unmeet need' 5 persen dan usia kawin pertama 21 tahun.
Kendala
program KB adalah otonomi daerah yang mengakibatkan keterputusan koordinasi dan
implementasi program secara luas. Tidak semua daerah mempunyai struktur yang
khusus mengurusi KB. Di tengah perubahan itu fungsi petugas penyuluh lapangan
KB (PLKB) juga tergerus karena kurang dukungan. Padahal PLKB penting untuk
mengedukasi dan memberikan konseling sehingga masyarakat dapat merencanakan
keluarga dengan baik dan rasional.
A.2. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan
munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar).
Dan tidak hanya kawasan pumikaman
kumuh dan squatter, ada beberapa penduduk yang tinggal dengan cara
nomaden(mengembara) yang diakibatkan oleh kurangnya lahan untuk penduduk kecil
dan harga untuk kebutuhan papan sangat tinggi.
Dan akibat dari pemukiman kumuh dan
sqatter adalah memperburuk penataan ruang di Indonesia yang membuat daerah
perumahan dan jalanan semakin kecil. Menurut Soemarwoto (1991:230-250) bahwa
secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk
yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
(1) Meningkatnya limbah
rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan
penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah
produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah
dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.
(2) Pertumbuhan penduduk
yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan
industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut
limbah industri dan limbah transport. Di daerah industri juga terdapat
kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini terdapat
produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.
(3) Akibat pertambahan
penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan
pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan
mengunakan pupuk pestisida, yang notabene merupakan sumber pencemaran. Untuk
masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka
seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan
meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak
dilakukan.
Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi
menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap
lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan.
Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan
penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan
yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
(4) Makin besar jumlah
penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk agraris,
meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan
berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga
meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya
kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber
daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju
penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula pencemaran.
A.3. Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan penduduk berdampak pada tingkat pendidikan, karena adanya
batasan-batasan dalam pendidikan dan kurangnya lahan atau tempat untuk belajar.
Jika tingkat pendidikan semakin rendah, maka berbanding lurus dengan tingkat
kebodohan/penangguran suatu negara.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat
menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya
pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.
Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal
yang dilakukan anak-anak meningkat.
Generasi muda dan anak-anak yang
cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi
dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh.
Di negara-negara yang anggaran
pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi.
Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida
pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara
guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
Negara Indonesia merupakan negara
yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala
bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga
tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang
pendidikan masih terbatas.
Pertambahan penduduk yang cepat,
lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan,
cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas
pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan
kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin.
Oleh karena itu, masyarakat dalam
mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena
:
1. Tingkat
kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2. Besarnya anak
usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan
perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat memenuhi Kebutuhan
hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari
rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya
penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara
maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat
diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya
tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang
baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini
apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
A.4.
Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Pertumbuhan penduduk terhadap
lingkungan pemukiman kumuh dan squatter berdampak kepada lingkungan hidup dan
terjadinya perkembangan penyakit dan timbulnya jenis penyakit baru.Keadaan
kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat
perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Peledakan penduduk, penyediaan air
bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah
gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi
udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat
menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar
19.000 juta harus benar-benar ditangani masalah.pemukiman sangat penting
diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang,
karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat.
Perumahan juga harus memenuhi syarat
bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air
bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan
ventilasi untuk pembangunan asap dapur.
Indonesia saat ini mengalami
transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi
industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya,
maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian
ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah
penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Pertumbuhan Penduduk yang tidak
merata tersebut sangat berpengaruh dengan lingkungan, penduduk yang tinggal
dipemukiman yang sembarangan akan mengakibatkan lingkungan yang tidak bersih.
Lingkungan yang tidak dijaga akan
mengakibatkan penyakit yang dapat mengacam kesehatan manusia, misalnya penyakit
yang diakibatkan oleh lingkungan adalah Malaria, Muntaber, Penyakit Kulit,
Tifus, dll. Seperti banjir, polusi air, dan polusi udara adalah faktor yang
mengakibatkan terjadinya penyakit.
A.5.
Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan
Ketika pertumbuhan penduduk naik
maka angka kelaparan pun juga ikut naik, Karena kurangnya suplai makanan yang
dibutuhkan tidak mencukupi seluruh penduduk dan salah satu factor utama dalam
suplai makanan adalah uang dan melebihkan batas suplai bagi orang-orang tingkat
atas.
Kekurangan gizi dan angka kematian
anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik
kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu, kata sebuah
laporan badan kesehatan PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan
Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015
berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini bukti menunjukkan bahwa kendati
ada beberapa kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling miskin, tetap
ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu.
Kendati tujuan pertama mengurangi kelaparan, situasinya bahkan memburuk
sementara negara-negara miskin berjuang mengatatasi masalah pasokan pangan yang
kronis.
A.6. Kemiskinan
dan Keterbelakangan
Kemiskinan dan keterbelakangan
merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena kemiskinan membuat diri kita
tidak mampu mengikuti batas normal kehidupan yang menyebabkan keterbelakangan
dari orang lain. Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi
moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
a. Gambaran kekurangan materi,
yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan
sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran tentang kurangnya
penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kartasasmita mengatakan bahwa
kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai dengan
pengangguran dan keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan.
Masyarakat miskin pada umumnya lemah
dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga
tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.
Hal tersebut senada dengan yang
dikatakan Friedmann yang mengatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat dari
ketidak-samaan kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial. Namun
menurut Brendley, kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
sosial yang terbatas.
Hal ini diperkuat oleh Salim yang
mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok. Sedangkan Lavitan mendefinisikan
kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu standar hidup yang layak.
B. Ilmu
Teknologi Dan Pengetahuan Lingkungan
B.1 Keberlanjutan pembangunan yang ada di
Indonesia
Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang.
Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan
kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian
lingkungan yang tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan
berkurang, atau bahkan akan hilang.
Pembangunan berkelanjutan mengandung
arti sudah tercapainya keadilan sosial dari generas ke generasi. Dilihat dari
pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan nasional yang
melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan. Menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling
terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya
dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih
mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya.
Pendukung Pembangunan Berkelanjutan
berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh
dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau yang sulit diwujudkan. Sebagai
contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang
membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah
dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
B.2 Mutu
Lingkungan Hidup dan Resiko terhadap Kesadaran Lingkungan
Pengertian tentang mutu lingkungan
sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan
lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan
tentang mutu lingkungan.
Namun dalam perbincangan itu apa
yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas.Mutu lingkungan hanyalah
dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Apa
yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara sederhana kualitas lingkungan
hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung
yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas
lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang
betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi
dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan
rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.
Indonesia adalah sebuah negara
tropis yang kaya akan sumber daya alam. Melimpah ruahnya sumber daya alam
Indonesia sudah sangat terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan yang terjadi di
tanah air tercinta ini pun awalnya adalah perebutan akan potensi sumber daya
alam ini.
Secara alami, kehidupan ini memang
merupakan hubungan yang terjadi timbal balik antara sumber daya manusia dan
sumber daya alam (baik yang dapat diperbaharui atau pun tidak). Hubungan timbal
balik tersebut pada akhirnya adalah penentu laju pembangunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan
menentukan perkembangan pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah,
kepadatan, persebaran, dan kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial
budaya, ekonomi, politik, teknologi, dan sebagainya.
Sekian lama terkenalnya Indonesia
sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam yang sangat mendukung ditambah
pula dengan potensi sumber daya mineral yang juga ternyata sangat melimpah
ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini hanya bisa menjadi negara berkembang,
bukan negara maju.
Banyak faktor yang kemudian
menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah
pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan
potensi alam.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan
berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
Lingkungan biofisik adalah
lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup
seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari
benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas
lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung
seimbang.
Lingkungan sosial ekonomi, adalah
lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika
kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan
lainnya.
Lingkungan budaya adalah segala
kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh
manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa
bangunan, peralatan, pakaian, senjata.
Dan juga termasuk non materi seperti
tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya.Standar
kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan
rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan
mengembangkan sistem budayanya.
Indonesia menjadi negara dengan laju
deforestasi tercepat di seluruh dunia. Setiap menit area hutan setara dengan
luas lima lapangan sepak bola dihancurkan sebagian besar untuk dijadikan
perkebunan kelapa sawit dan pulp and paper, atau rata-rata 1,8 juta hektar
hutan per tahun. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai Negara penghasil
emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia setelah China dan Amerika
Serikat.
Pengrusakan lingkungan juga
dilakukan oleh banyak masyarakat kita yang pada akhirnya juga mempengaruhi
kualitas lingkungan sekitar. Buang sampah sembarangan, penggunaan bahan-bahan
pestisida dan banyak lagi juga menyebabkan degradasi kualitas lingkungan
semakin menjadi.
Presiden sebagai penanggung jawab
pengelolaan negara seharusnya bisa dengan cepat mengambil langkah-langkah
kongkret untuk menanggulangi segala bentuk pengrusakan lingkungan hidup.
Aturan-aturan yang mendukung
seharusnya segera ditegakan tanpa pandang bulu. Kalau perlu bentuk pula satgas
mafia lingkungan hidup untuk mendukung penuntasan masalah-masalah yang ada.
Aturan yang ada juga seharusnya berkaitan dengan pengaturan perilaku
masyarakat. Masalah-masalah lingkungan hidup ini terkesan menjadi rahasia umum,
banyak masalah, ada aturan namun minim tindakan.
B.3 Hubungan
Lingkungan dan Pembangunan Yang Ada di Indonesia
Peningkatan usaha pembangungn, maka
akan terjadi pula peningkatan penggunaan sumber daya untk menyokong pembangunan
dan timbulnya permasalahan-permasalahan dalam lingkungan hidup manusia.
Dalam pembangunan, sumber alam
merupakan kompnen yan gpenting karena sumber alam ini memberikan kebutuhan
asasi bagi kehidupan. Dalam penggunaan sumebr alam tadi, hendaknya keseimbangan
ekosistem proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, yang
kadang-kadang bisa membahayakan kehidupan umat.
Harus dicari jalan keluar yang
saling menguntungkan dalam hubungan timbal balik antara proses pembangunan,
penggalian sumber daya, dan masala pengotoran atau perusakan lingkunga hidup
manusia. Sebab pada umumnya, proses pembangunan mempunyai akibat-akibat yang
lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun
akibat sampingan seperti pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitatif
& kualitatif, pencemaran biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan
gangguan sosial budaya.
Kerugian-kerugian dan
perubahan-perbahan terhadap lingkungan perlu diperhitungkan, dengan keuntungan
yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Itulah sebabnya
dala setiap usaha pembangunan, ongkos-ongkos sosial untuk menjaga kelestarian
lingkungan perlu diperhitungkan, sedapat mungkin tidak memberatkan kepentingan
umum masyarakat sebagai konsumen hasil pembangunan tersebut.
beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-keputusan demikian, antara lain
adalah kualitas dan kuantitas sumber kekayaan alam yang diketahui dan
diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk
kekayaan hayati dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut.
Bagaiaman cara pengelolaannya apakah
secara traditional atau memakai teknologi modern, termasuk pembiayaannya dan
pengaruh proyek pada lingkungan terhadap memburuknya lingkungan serta
kemungkinan menghentikan perusakan lingkungan dan menghitung biaya-biaya serta
alternatif lainnya.
Hal – hal tersebut di atas hanya
merupakan sebagian dari daftar persoalan, atau pertanyaan yang harus
dipertimbangkan bertalian dengan setiap proyek pembangunan. Juga sekedar
menggambarkan masalah lingkungan yang konkret yang harus dijawab. Setelah
ditemukan jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan tadi, maka disusun
pedoman-pedoman kerja yang jelas bagi pelbagai kegiatan pebangunan, baik berupa
industri atau bidang lain yan gmemperhatikan faktor perlindungan lingkungan
hidup manusia.
B.4. Pencemaran
Dan Perusakan Lingkungan Hidup Akibat Proses Pembangunan Yang Ada di Indonesia
a. Pencemaran Lingkungan Hidup Oleh Proses Pembangunan
1. Udara
i) Terjadinya perusakan ozon yang
ditimbulkan dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh kaca-kaca gedung
bertingkat
ii) Gas beracun yang ditimbulkan
dari asap kegiatan industry, pabrik, maupun dari kendaraan bermotor.
ii) Berkurangnya Oksigen karena
penebangan pohon secara liar.
2. Air
i) Tercemarnya air sungai maupun
laut akibat sampah rumah tangga maupun dari limbah hasil industry, yang
mengakibatkan air tak layak konsumsi, berbau, bewarna dan beracun untuk hewan
yang hidup didalamnya.
ii) Sampah – sampah rumah tangga
yang dapat merusak keindahan air sungai maupun laut.
3. Tanah
i) Tanah menjadi tak subur akibat
sampah plastic maupun bahan kimia berbahaya yang ditimbulkan dari pembangunan
rumah penduduk ataupun industry.
ii) Penebangan pohon yang
mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air.
ii) Tanah menjadi lahan yang
beracun untuk ditanami beberapa tumbuhan hidup akibat dari sampah rumah tangga
maupun limbah industry yang tidak dibuang pada tempatnya dan tidak didaur ulang
dengan benar.
b. Perusakan Lingkungan Hidup Oleh Proses Pembangunan
Pembangunan permukiman baru sering
dilakukan dengan cara membuka lahan hutan. Daerah transmigrasi disiapkan untuk
ditempati para transmigran agar dapat membangun lingkungan barunya. Lahan
transmigran disiapkan di daerah tertentu dengan cara membuka hutan. Selain
disediakan rumah-rumah dan lahan pekarangan, fasilitas prasarana transportasi
juga disiapkan untuk para transmigran. Jalan-jalan dibuat untuk menghubungkan
dengan daerah luar. Di Indonesia, penyediaan lahan transmigrasi disiapkan untuk
menempatkan jutaan penduduk dari Jawa dan wilayah lain yang berpenduduk padat.
1. Banjir akibat tidak ada saluran
air maupun tempat tadah hujan yang telah berganti dengan beton-beton.
2. Pemanasan Global akibat
gedung-gedung bertingkat yang tak dapat menyerap panas sinar matahari
3. Kemusnahan beberapa spesies hewan
maupun tumbuhan akibat penggusuran lahan
4. Sumber air yang tak layak minum
akibat tercemar
5. Kebakaran hutan akibat pembebasan
lahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar