1.Ampermeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian.
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian.
2.Voltmeter
Voltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter)
Voltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter)
3. Ohm-meter
Ohm-meter
adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang
diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu
hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
4.
Multitester Analog/Digital
Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM (VolT, Ohm, Ampere meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
5.Oscilloscope
Oscilloscope/osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Oscilloscope/osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
6.
Generator fungsi
Generator fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan, merupakan bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali.
Generator
fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua
outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas
secara berulang-ulang dari sumber arus konstan.
Tipe
lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding
terhadap beberapa input. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar
kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan
dan komputer analog.
Perbedaan Antara Multimeter Analog dan Digital serta Cara
Menggunakannya
1. Multimeter Analog
Multimeter
analog merupakan alat ukur yang bekerja dengan menggunakan teknologi analog.
Jadi ketika anda sedang mengukur suatu besaran listrik, maka cara mengetahui
nilainya adalah dengan melihat angka yang ditunjuk oleh jarum. Setelah itu anda
sesuaikan dengan skala yang sebelumnya dipilih pada selector switch.
Kelebihan:
Kelebihan
dari multimeter analog adalah dapat digunakan untuk mengetahui suatu komponen
listrik apakah sudah mengalami kerusakan ataupun belum. Selain itu mltimeter
analog juga memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan multimeter
digital.
Kekurangan
Kekurangan
dari multimeter analog adalah kurang efisien ketika digunakan. Dalam membaca
nilai besarannya harus menggunakan rumus tertentu berdasarkan skala yang
sebelumnya dipilih. Kekurangan lain dari multimeter jenis ini yaitu mudah
mengalami kerusakan pada bagian jarumnya (spul). Hal ini bisa terjadi jika anda
memilih skala yang lebih kecil dari besaran listrik yang diukur.
2. Multimeter Digital
Sesuai
dengan namanya, multimeter ini telah disematkan dengan teknologi digital. Hal
ini terlihat dari adanya layar LCD yang mampu menampilkan nilai dari besaran
listrik yang sedang diukur. Pengukuran pada multimeter ini ditampilkan oleh ADC
(pengubah analog menjadi digital). Jadi ketika mengukur besaran listrik, anda
cukup dengan melihat angka yang ditunjuk pada layar LCD multimeter digital.
Kelebihan
Kelebihan
dari multimeter digital adalah mudah digunakan dan lebih efisien karena nilai
yang diukur akan langsung muncul pada layar LCD dalam bentuk nominal (angka).
Selain itu, nilai yang diukur juga memiliki tingkat keakuratan yang cukup
tinggi, karena kemungkinan kesalahan dalam pembacaan sangat kecil.
Kekurangan
Kekurangan
dari multimeter digital ialah sulit digunakan untuk mengukur kerusakan pada
berbagai komponen elektronika seperti transistor, elco, dan lain-lain.
Multimeter ini juga memiliki harga jual yang cukup mahal jika dibandingkan
dengan multimeter jenis analog.
Cara Menggunakan Multimeter Analog
dan Digital
Cara
menggunakan multimeter analog dan digital pada dasarnya hampir sama. Pertama
anda memilih skala batas ukur, pastikan bahwa batas ukur yang anda pilih lebih
besar dari besaran yang akan diukur. Lalu tempelkan masing-masing probe
multimeter pada komponen atau penghantar yang akan diukur, dan yang terakhir
tinggal membaca hasil pengukurannya. Sedikit perbedaan antara kedua multimeter
ini bisa ditemui pada saat ingin mengukur besaran berupa hambatan listrik
Jika
anda ingin mengukur hambatan dengan multimeter analog, maka terlebih dahulu
harus memposisikan jarum agar berada di posisi sebelah kana multimeter. Caranya
adalah dengan menempelkan antara probe merah (+) dengan probe hitam (-)
multimeter.
Setelah
itu pastikan bahwa jarum tepat menunjuk angka nol, jika belum tepat maka perlu
ditur dengan cara memutar ohm adjustment. Setelah itu pilih
pengali dan ukur tahanan dengan menempelkan probe hitam dan merah pada kedua
kaki resistor.
Sementara
itu, jika menggunakan multimeter digital, maka caranya akan lebih mudah. Anda
hanya perlu menyiapkan resistor yang akan diukur nilai tahanannya, pilih
pengali, lalu tempelkan masing-masing probe pada kaki resistor. Untuk membaca
nilai hasil pengukurannya, cukup dengan melihat angka yang muncul pada layar
LCD.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar